Berita
Uji Coba Mekanisme Distribusi Subsidi LPG TNP2K duithape
16 juli 2019
duithape berhasil mendaftarkan 4.400 Rumah Tangga Sasaran ke dalam sistem untuk mengikuti ujicoba ini, dan mendapatkan isi tabung LPG di warung dekat rumah masing-masing.
Jika program ini dijalankan secara nasional, Pemerintah berpotensi menghemat Rp. 60 Trilyun per tahun.
Read MoreLewat DuitHape, Dompet Dhuafa Salurkan Zakat Fitrah Tepat Sasaran
26 Juni 2019

Idulfitri 1440 H tahun ini ada yang berbeda dari pembagian zakat Dompet Dhuafa. Selain lewat channel tradisional, tahun ini zakat juga dibagikan secara digital kepada kaum duafa, yaitu melalui DuitHape. DuitHape merupakan salah satu fintech yang memudahkan proses pembayaran sehari-hari.
Pendiri DuitHape, Sara Dhewanto menjelaskan, platform pembayaran digital yang diinisiasinya didirikan pada 2015 atas pengalaman pribadinya. Sebelumnya, Sara yang bekerja di bidang development sempat merasa kesulitan untuk membagikan bantuan kepada masyarakat di pedalaman yang belum terlayani perbankan.
"Harus membawa uang tunai sampai miliaran rupiah, memasukkan uang ke dalam amplop satu per satu, terbayang risiko keamanan serta kelelahan fisik yang harus dijalani," tutur Sara, Rabu (26/6/2019).
Atas dasar itulah, kemudian Sara memutuskan untuk membangun DuitHape sebagai solusi pembayaran bagi masyarakat yang belum memiliki rekening bank.
Sementara Yuli Pujihardi, Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa, memaparkan bahwa Dompet Dhuafa merupakan lembaga pertama yang melakukan penyaluran zakat fitrah melalui digital serta lembaga yang berani menampilkan data penerima manfaat secara riil atau nyata di mana saja penerimanya.
Read MoreDompet Dhuafa Salurkan Zakat Secara Digital Pertama di Dunia
26 Juni 2019

Berkembangnya dunia digital mendorong Dompet Dhuafa menyalurkan zakat fitrah secara cashless. Yuli Pujihardi Direktur Resources and Mobilization Dompet Dhuafa mengatakan cara terseput harus ditempuh mengingat perolehan zakat yang terus meningkat dan semakin berkembangnya dunia digital.
Bila dahulu Dompet Dhuafa membagikan zakat fitrah secara manual kini tidak demikian. Sejak menggandeng Duithape kihi penyebaran zakat fitrah dilakukan secara cepat dan akurat.
“Ramadan kemarin kami membagikan 3500 paket sembako senilai Rp 100 ribu tanpa harus meninggalkan kantor. Tim Duithape lalu mendistribusikan sembako secaracashless dengan e-vocher. E-vocher itu lalu bisa ditukarkan dengan sembako yang ada di warung-warung mitra Duithape,” ungkap Yuli Pujihardi di Jakarta (26/6).
Read MoreDompet Dhuafa, Bagikan Zakat secara Digital
26 Juni 2019

Jakarta : Idul Fitri 1440 H ini ada yang berbeda dari pembagian zakat Dompet Dhuafa. Selain dengan channel tradisional, tahun ini zakat juga dibagikan secara digital kepada kaum dhuafa.
Sara Dhewanto sebagai pendiri Duit Hape, memutuskan untuk membangun duithape sebagai solusi pembayaran bagi masyarakat yang belum memiliki rekening bank.
“Perkembangan digital kian pesat hal ini mempengaruhi perolehan zakat tahun ini yang mencapai 96 miliar. Dalam perkembangan digital, Dompet Dhuafa merupakan lembaga pertama yang melakukan penyaluran zakat fitrah melalui digital serta lembaga yang berani menampilkan data penerima manfaat secara riil atau nyata dimana saja penerimanya. Di era teknologi yang tumbuh secara pesat serta peran aktif dari masyarakat dalam perputaran laju ekonomi, menumbuhkan terobosan baru di ruang teknologi digital dalam peran penyaluran zakat fitrah secara masif, terstruktur dan akurat. Diharapkan dengan perkembangan teknologi, tidak hanya saat tebar zakat fitrah, namun juga bisa tebar kurban melalui Duit Hape”, ujar Yuli Pujihardi selaku Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa.
Zaman dahulu Amil Zakat dan siapapun yang membagikan harus menyiapkan ribuan paket sembako, mengumpulkan dhuafa di lapangan atau masjid dan membagikan satu-persatu. Sementara kaum dhuafa harus berjalan jauh, menyisihkan ongkos, kemudian berjubel berebutan. Keadaan sering kacau dan kadang malah memakan korban.
Seiring waktu terus berjalan inovasi dari duithape, Dompet Dhuafa membawa perubahan, pada malam itu (selasa lalu, 04/06) sebelum Idul Fitri membagikan 3500 paket sembako senilai Rp 100,000 tanpa meninggalkan kantor. Tim duithape mendistribusikan sembako secara cashless dan memastikan bahwa zakat tersalurkan secara akuntabel kepada penerima zakat yang berhak sebelum waktu Sholat Idul Fitri.
Kaum dhuafa juga tidak perlu repot. Mereka cukup datang ke warung sembako dekat rumah yang sudah bekerja sama dengan duithape dan tinggal menukarkan e-voucher. Mereka juga memiliki keleluasaan memilih sembako sesuai dengan kebutuhan mereka seperti beras, gula, garam, minyak, daging, telur, susu dan gas LPG.
Pembagian zakat secara digital ini juga ikut mensejahterakan warung yang menjadi tempat penukaran. Warung-warung yang bekerja sama dengan duithape mendapatkan pemasukan jutaan dari penukaran zakat hanya dalam beberapa hari sejak Lebaran.
Berharap dengan cara yang inovatif dari duithape ini, pembagian zakat, subsidi atau donasi apapun akan sangat mudah bagi pemberi donasi. Dan yang paling penting memberikan kemudahan serta manfaat bagi penerima, sambil turut mengembangkan perekonomian lokal melalui pengusaha kecil yang turut berpartisipasi.(Rel)
Read More
Lewat Peran Digital, Kolaborasi Duithape dan Dompet Dhuafa Salurkan Zakat Fitrah Lebih Efektif
26 Juni 2019
Pada Hari Raya Idulfitri 1440 H beberapa waktu lalu, ada yang berbeda dari proses pembagian zakat oleh Dompet Dhuafa. Tahun ini, zakat dibagikan secara digital kepada mereka yang membutuhkan.
Bekerja sama dengan startup yang bergerak di bidang fintech, duithape, pembagian zakat secara digital benar-benar membantu dan meringankan pekerjaan Dompet Dhuafa dalam proses penyaluran menjadi lebih cepat dan tepat.
"Tak hanya dari segi kenaikkan penggalangan dana, digitalisasi juga mempercepat layanan kami dan membuatnya menjadi lebih transparan," ujar Yuli Pujihardi, perwakilan Dompet Dhuafa saat konferensi pers, Rabu (26/6), di Jakarta.
Sebelumnya, para amil yang membagikan zakat harus menyiapkan ribuan paket sembako. Mengumpulkan dhuafa di suatu tempat atau di masjid, lalu membagikannya satu per satu. Kaum dhuafa pun tak kalah repotnya, mereka harus berjalan jauh, menyisihkan ongkos, dan berdesakan berebut jatah paket sembakonya.
"Sulitnya menyalurkan bantuan kepada masyarakat di pedalaman yang belum tersentuh perbankan, membawa uang tunai miliaran rupiah, memasukkannya ke amplop satu per satu," kata Sara Dhewanto, salah satu pendiri duithape pada kesempatan yang sama.
Hal tersebutlah yang diakui sara yang menjadi alasan terciptanya duithape sebagai solusi pembayaran untuk masyarakat yang tidak memiliki rekening bank.
Pada malam sebelum Idulfitri lalu, Dompet Dhuafa membagikan 3500 paket sembako senilai Rp100 ribu tanpa meninggalkan kantor. Sementara itu, tim duithape mendistribusikan sembako secara cashless dan memastikan bahwa zakat tersalurkan dengan tepat kepada penerima yang berhak.
Pembagian zakat secara digital ini juga mensejahterakan warung yang menjadi tempat penukaran. Warung-warung yang bekerja sama dengan duithape mendapat pemasukan dari penukaran zakat hanya beberapa hari sejak Lebaran.
"Caranya mudah ya, mitra (pemilik warung) tinggal mengunduh aplikasi duithape di Play Store. Kemudian melakukan proses pendaftaran, mitra bisa menjadi tempat penukaran zakat di daerah terdekatnya," jelas Sara.
Aplikasi duithape sendiri pertama kali dirilis pada April 2017 lalu. Duithape hanya tersedia untuk platform Android, menurut Sara karena pihaknya memang menargetkan pengguna layanannya untuk kalangan menengah ke bawah.
Read MoreDistribusi Donasi, Dompet Dhuafa Kerja Sama dengan Duit Hape
26 Juni 2019
Aplikasi Duit Hape bekerja sama dengan Dompet Dhuafa untuk distribusi donasi dan bantuan. Kerja sama ini diharapkan dapat turut mendorong penyaluran bantuan kepada para mustahik.
Hal itu disampaikan Sara Dhewanto, inventor aplikasi Duit Hape. Menurut dia, aplikasi perbankan ini merupakan suatu terobosan. Duit Hape menyajikan kemudahan transaksi pembayaran bagi masyarakat kurang mampu dalam menerima distribusi bantuan.
Sosok yang juga managing director Duit Hape ini mengatakan, aplikasi ini adalah solusi transaksi keuangan untuk orang yang tidak memiliki rekening bank. Sebab, lanjut dia, sekitar 76 persen penduduk Indonesia tidak memiliki akun rekening, dan hampir seluruhnya adalah warga kurang mampu.
“Kami fokus pada distribusi donasi dan bantuan, karena memang masih sedikit yang fokus kesana. Dan sasaran kami ini adalah orang orang yang tidak punya rekening bank, dan itu kebanyakan adalah warga menengah ke bawah,” kata Sara saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/6).
Meski baru rilis secara global pada 2017 lalu, Duit Hape telah melakukan kerjasama dengan lembaga filantropi Dompet Dhuafa untuk menyalurkan zakat fitrah ke 3.500 orang. Saat ini, Duit Hape sudah memiliki ratusan mitra dan ribuan penerima bantuan yang telah terverifikasi.
“Semoga nantinya akan ada lebih banyak lagi program bantuan dan donasi yang bisa kamu salurkan. Paling tidak setiap tahun ada peningkatan 10 kali lipat dari sebelumnya,” kata Sara.
Melalui program Zakaf Fitrah Digital, DD bekerjasama dengan Duit Hape membuat pembagian zakat fitrah menjadi lebih mudah, cepat dan efisien. Direktur Eksekutif DD, Yuli Pujihardi mengatakan, kerjasama ini terbukti mampu meningkatkan perolehan zakat dari tahun sebelumnya.
“Perolehan zakat naik 30 persen, dari Rp 57 miliar ke Rp 96 miliar tahun ini. Itu hanya di Jakarta dan ini melalui digital semua,” kata Yuli di Jakarta, Rabu (26/6).
Menurut dia, kerjasama ini sangat memudahkan para amil DD dalam pendistribusian zakat fitrah yang memang biasanya menumpuk di hari terakhir ramadhan, atau menjelang hari raya. Jika masih mengandalkan pendistribusian secara manual, tentu tim tidak dapat maksimal dalam menyalurkan zakat, kata Yuli.
“Kalau dulu, kami sudah tutup tengah malam, dan kami sibuk kerja bagiin zakat sampai sebelum shubuh. Dan ini manual, makanya ini yang menyebabkan pembagiannya tidak maksimal. Selain itu transparansi data mustahik juga kurang. Pendataan dan laporan juga lambat,” terang Yuli.
“Makanya dengan kerjasama bersama DuitHape ini, 5 menit sebelum sholat id pun kami masih buka, karena pembagian zakat fitrah lebih cepat, akurat dan transparan. Kami juga ingin program ini berkembang, bukan hanya zakat fitrah tapi juga merambah ke lainnya,” tambah dia.
Tahun ini, Dompet Dhuafa telah membagikan 3.500 paket sembako senilai 100 ribu rupiah bagi para penerima manfaat yang telah terdata melalui Duit Hape. Pendistribusian tersebut juga tidak menggunakan uang tunai (cashless) dan mengandalkan e-voucher yang sudah disebarkan tim Duit Hape melalui SMS.
Dompet Dhuafa gandeng fintech Duithape salurkan zakat nontunai
26 Juni 2019
Dompet Dhuafa bekerja sama dengan aplikasi pembayaran Duithape membagikan zakat fitrah kepada kaum dhuafa secara nontunai.
Dompet Dhuafa bekerja sama dengan aplikasi pembayaran Duithape membagikan zakat fitrah kepada kaum dhuafa secara nontunai.
Dompet Dhuafa merupakan lembaga pertama yang melakukan penyaluran zakat fitrah melalui digital, ujar Direktur Mobilisasi Zakat Infak Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa, Yuli Pujihardi dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (26/6).
Duithape merupakan salah satu fintech yang memudahkan proses pembayaran sehari-hari.
Yuli menambahkan bahwa pemberian zakat secara nontunai dapat menyalurkan zakat secara lebih tepat kepada sasaran.
Dengan menggandeng Duithape, Dompet Dhuafa telah menyalurkan Rp350 juta dana zakat fitrah dalam bentuk 3.500 paket sembako yang masing-masing senilai Rp100 ribu.
Sementara Pendiri Duithape, Sara Dhewanto mengatakan penyaluran zakat melalui Duithape masih terbatas pada penerima zakat di kota besar.
Kami baru di Jakarta dan Jawa Barat. Untuk menjadi mitra atau agen bisa langsung daftar di aplikasi, tapi untuk penyaluran bantuan, tim kami yang memutuskan, tergantung bantuan di daerah mana, kata Sara.
Read MoreDengan Digital, Dompet Dhuafa Perluas Manfaat Zakat
Rabu 26 June 2019
Dompet Dhuafa baru saja menorehkan sejarah baru dalam dunia zakat dunia. Untuk pertama kalinya, zakat fitrah disalurkan secara digital kepada warga. Bekerja sama dengan aplikasi DuitHape, Dompet Dhuafa menyalurkan paket zakat fitrah kepada 3.500 warga dhuafa hanya dalam waktu semalam, tanpa harus meninggalkan kantor.
Seperti yang sudah diberitakan, Ramadahan tahun ini, Dompet Dhuafa masih membuka penghimpunan zakat hingga pukul 05.00 WIB via digital pada hari H Idul Fitri. Hal tersebut memungkinkan masyarakat muslim di Indonesia bisa menunaikan zakat fitrah, bahkan sampai sebelum Sholat Idul Fitri dilangsungkan. Inovasi tersebut dinilai berhasil mengoptimalkan masyarakat untuk menunaikan kewajiban berzakatnya. Kemudahan dalam berzakat benar-benar dimanfaatkan masyarakat, terbukti penghimpunan zakat fitrah Dompet Dhuafa yang megalami kenaikan sebesar lebih dari 400% pada tahun ini.
“Biasanya kita tutup penghimpunan pukul 12 malam. Sekarang bisa sampai jam 5 subuh. Bila dulu kita salurkan Zakat Dengan konvensional, memberikan secara satu persatu ke lapangan, kini lebih cepat akurat dan transparan. Alhamdulillah dengan inovasi ini, berhasil mengoptimalkan zakat masyarakat. Penghimpunan Dompet Dhuafa tahun ini meningkat sekitar 400%,” terang Yuli Pujihardi, selaku Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa, saat ditemui di Press Conference di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Bukan hanya penghimpunan, Dompet Dhuafa juga tetap amanah dengan berkomitmen menyalurkan dana zakat fitrah yang terhimpun kepada yang berhak. Bekerja sama dengan DuitHape, Dompet Dhuafa menyalurkan zakat kepada asnaf yang membutuhkan dalam bentuk saldo voucher belanja. Penerima manfaat yang sudah terdaftar hanya perlu untuk menginstal aplikasi DuitHape dan membelanjakan saldo zakat setelah solat Idul Fitri dilaksanakan. Saldo bisa dibelanjakan di warung kelontong mitra DuitHape. Dengan inovasi tersebut, manfaat zakat digital bukan hanya diterima oleh penerima zakat, melainkan juga kepada warung-warung kelontong kecil yang hidup karena dagangannya terbeli.
Dompet Dhuafa juga menjamin bahwa dana zakat yang disalurkan tepat sasaran dan akuntabel. Hal tersebut dipastikan dari sumber data penerima manfaat, yang DuitHape dapatkan dari pihak pemerintah, lebih tepatnya Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jadi bisa dipastikan, bahwa penerima manfaat zakat termasuk dalam 8 asnaf zakat, seperti anjuran syariah.
“Data penerima manfaat kami dapatkan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jadi dipastikan tepat sasaran dan juga akuntable,” terang Sara Dhewanto, selaku Managing Director DuitHape.
Tidak hanya untuk zakat fitrah, di masa mendatang, kerja sama bidang filantropi dan digital seperti Dompet Dhuafa dan DuitHape lakukan bisa diterapkan di progam lainya. Digitalisasi bisa diptimalkan untuk misi kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan digitalisasi, memungkinkan lebih luasnya manfaat, dan memungkinkan masyarakat lebih mudah terlibat dalam kampanye kebaikan yang Dompet Dhuafa canangkan. (Dompet Dhuafa/Zul)
Read MoreDemi Kesadaran Berzakat, Sandiaga Uno Ikutan Chilli Challenge
10 Mei 2019
Menjawab tantangan yang diberikan Co-Founder dan Direktur Pengelola DuitHape, Sara Dhewanto, calon Wakil Presiden Sandiaga Uno melakukan chilli challenge. Di video yang diunggah di akun Instagram-nya, @sandiuno, Rabu, 8 Mei 2019, terlihat Sandi memegang tiga buah cabai sembari duduk memangku piring berisi beberapa gorengan.
Berbeda dengan aksi yang diunggah Sara di akun pribadinya, @saradhewanto, Sandiaga Uno punya cara tersendiri untuk menjawab tantangan yang bermaksud mengajak orang untuk berzakat tersebut.
"Sebagai Ketua Dewan Pembina Gekrafs OK OCE, saya menggunakan hak prerogatif saya dengan memberikan cabai ini pada rekan-rekan saya @prillylatuconsina96 dan @kawendra," tulis lelaki berkacamata tersebut di keterangan foto...
Resep Mantan CFO Kembangkan DuitHape
January 27, 2019
Berdasarkan Financial Inclusion Index (Findex) yang dilansir oleh Bank Dunia pada 2014, jumlah penduduk dewasa Indonesia yang memiliki rekening di bank sebesar 36% dari jumlah total penduduk Indonesia. Jadi, penduduk dewasa yang tidak memiliki rekening bank mencapai 64%. Literasi perbankan di Indonesia yang cukup rendah itu memacu pemerintah yang bersama lembaga keuangan dan perusahaan teknologi finansial (tekfin) berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Sara Dhewanto (44 tahun), misalnya, mengembangkan aplikasi DuitHape untuk menarik minat masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan perbankan (unbanked). Dia, pada Desember 2015, mendirikan perusahaan tekfin yang mengelola DuitHape sebagai aplikasi yang melayani sistem pembayaran online dan remitansi di telepon seluler. DuitHape menawarkan solusi inklusi keuangan yang mudah diakses karena kompatibel di ponsel konvensional dan Android serta ramah di kantong masyarakat. Sara menyebutkan, DuitHape tidak memberikan bunga dan hanya mengenakan biaya administrasi dari setiap transaksi penggunanya.
Pengguna aplikasi DuitHape disodori aneka macam fitur, di antaranya menyetor dan menarik dana tunai, simpanan, membeli pulsa telepon, membayar tagihan, dan membeli token listrik. “Sistem pembayaran di DuitHape berbasis mobile platform yang ditujukan kepada masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan perbankan,” ujar Sara, Co-Founder dan Direktur Pengelola DuitHape. Sebelum menggunakan layanan tersebut, pengguna diwajibkan mendaftar dengan menyertakan nama lengkap, nomor kartu telepon, dan foto. “Setelah mendaftar, end user atau agen-agen toko bisa langsung melakukan transaksi di DuitHape,” Sara menambahkan. DuitHape yang merupakan akronim “duit dalam HP (handphone)” berhasil menjaring lima ribu pengguna, bermitra dengan 1.700 agen, serta bekerjasama dengan BNI. “DuitHape terkoneksi dengan seluruh agen Warung BNI 46 yang jumlahnya sekitar 90 ribu,” ungkap Sara.
Awalnya, Sara menjelaskan, skema kemitraan DuitHape berdasarkan penjualan langsung ke konsumen individual atau business to customer (B2C). Skema ini relatif tidak meningkatkan laju pertumbuhan pengguna DuitHape. Lantas, ia beralih ke skema business to business (B2B) yang menyasar korporat dan institusi. Langkah ini berhasil meningkatkan laju bisnis dan pengguna DuitHape. Mayoritas pengguna DuitHape berdomisili di Jawa Barat. Lalu, agen-agennya tersebar di Aceh, Makassar, hingga Maluku. Pertumbuhan ini memantik minat lembaga ventura kapital yang menggelontorkan dana ke DuitHape.
Ide mengembangkan DuitHape tebersit tatkala Sara berkarier sebagai CFO Millennium Challenge Account (MCA) Indonesia, Konsultan Manajemen Palladium, dan Head of Treasurers ExxonMobil. Kala bekerja di MCA Indonesia, di tahun 2015 ia mengelola dana bantuan Pemerintah Amerika Serikat senilai US$ 600 juta. Dana hibah itu diberikan tunai kepada masyarakat prasejahtera di berbagai pelosok daerah di Indonesia. Bantuan diberikan tunai karena masyarakat tidak memiliki rekening bank.
Berpijak dari pengalaman itu, Sara bersama suaminya, Hario Dhewanto, pada Desember 2015 mengembangkan DuitHape. Sara dan Hario adalah sarjana ekonomi lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, dan merampungkan kuliah pascasarjana di di State University of New York, AS. “Setelah berbekal ilmu pengetahuan dan sudah lama terjun di dunia profesional, kami meyakini semua lapisan masyarakat bisa bertransaksi dengan mudah melalui handphone,” kata Sara yang banting setir dari pekerja profesional menjadi techpreneur di tahun 2015.
Di tahap awal itu, modal untuk membiayai DuitHape bersumber dari tabungan Sara. Ia mempekerjakan 15 pegawai dan setengah dari jumlah total pegawai itu adalah staf bidang teknologi informasi. Di tahap berikutnya, DuitHape memperoleh kucuran dana dari investor. Pada 2017, misalnya, DuitHape menggenggam pendanaan sebesar US$ 175 ribu dari angel investor. Dana ini dioptimalkan Sara dan suaminya untuk merilis aplikasi DuitHape dan melakukan penetrasi pasar di kawasan Jawa Barat dan Jakarta.
“Agen kami sudah ada di beberapa kota besar di Pulau Jawa. Target di tahun 2019 adalah menjangkau seluruh daerah di Pulau Jawa, kemudian menjangkau seluruh Indonesia di tahun 2020, dan setelah itu kami akan ekspansi ke regional karena kami mengamati Tenaga Kerja Indonesia (TKI) membutuhkan bantuan untuk pengiriman uang (remitansi) dari luar negeri ke Indonesia agar bisa langsung diterima oleh keluarganya,” tutur Sara merinci rencana bisnis DuitHape. Pengembangan berikutnya: uji coba menyalurkan gas Elpiji 3 kg subsidi dengan menggunakan aplikasi DuitHape. Pilot project uji coba ini akan dilakukan di Cibinong, Jawa Barat, dan Jakarta Utara yang ditargetkan bisa menjangkau 5 ribu rumah tangga.
Heru Sutadi, pengamat TI dan Direktur Eksekutif ICT Institute, menyarankan DuitHape untuk cermat membidik target pasar serta memutakhirkan layanan dan fitur-fiturnya agar semakin memudahkan transaksi pengguna. “Saya meyakini DuitHape berprospek apabila
mengikuti perkembangan baru di payment digital dan terkoneksi dengan layanan pembayaran lainnya,” katanya.
Selain itu, menurut Heru, layanan DuitHape disosialisasikan lebih agresif ke masyarakat di pelosok daerah serta di berbagai platform media. “Misalnya, sosialisasi di acara-acara PKK atau pertemuan RT/RW, kelurahan, saat ada bazar, serta radio. Optimalkan sosialisasi ini di berbagai omni channelserta menjaga kepercayaan karena bisnis ini adalah bisnis kepercayaan,” kata Heru menyarankan. (*)
Read More